Ekspor Batubara Diproyeksi Meningkat di Sisa Tahun Ini, Simak Pendorongnya

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral optimistis ekspor batubara akan meningkat pada sisa tahun ini seiring musim dingin di dua negara tujuan ekspor terbesar yaitu China dan India.

 

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor batubara RI mencapai 32,66 juta ton pada Juni 2024. Angka ini turun 3,06% dibandingkan capaian Mei 2024 yang sebesar 33,69 juta ton.

 

Sementara untuk nilai ekspor batubara RI sebesar US$ 2,49 miliar pada Juni 2024. Nilai ini turun 0,36% secara bulanan dibandingkan capaian Mei 2024 sebesar US$ 2,5 miliar.

 

Sekretaris Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati mengatakan, kondisi turunnya ekspor di bulan Mei ke Juni 2024 disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya turunnya permintaan dari China, turunnya harga batubara serta turunnya produksi di tambang-tambang Indonesia karena sebagian besar wilayah di Kalimantan masih curah hujan tinggi di bulan Mei-Juni.

 

Rita menuturkan, India adalah konsumen batubara Indonesia terbesar setelah China, sehingga secara umum penurunan ekspor batubara Indonesia sedikit banyak akan dipengaruhi kondisi maupun kebijakan impor batubara dari kedua negara tersebut.

 

Saat ini, kata Rita, China sudah masuk musim panas yang dimulai pada bulan Juni dan diperkirakan berakhir di bulan Agustus.


Pengaruh musim panas di China mengakibatkan penurunan penggunaan batubara sebagai sumber energi untuk penghangat, serta PLTA di China yang beroperasi optimal turut menurunkan permintaan penggunaan batubara.

 

Sedangkan di India saat ini masuk musim hujan di mana saat musim hujan permintaan batubara di India pun mengalami penurunan, terlebih lagi stok batubara di India dalam posisi yang aman, serta kebijakan India dalam meningkatkan produksi dalam negerinya agar dapat mencapai swasembada batubara.

 

Menurut Rita, naiknya harga batubara dipengaruhi dengan beberapa faktor di antaranya supply demand antara negara produsen dan negara konsumen serta faktor geopolitik dari negara-negara penghasil dan pengguna batubara.

 

“Mengacu pada kondisi pada bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, maka kondisi harga batubara masih bisa naik kembali saat China dan India memasuki musim dingin,” kata Rita kepada Kontan, Jumat (2/8).

 

Rita menambahkan, ?dari sisi Pemerintah tentu terus berperan aktif dalam meningkatkan ekspor batubara di antaranya pengendalian produksi batubara dan pengawasan pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri yang diharapkan dapat memberi peran dalam peningkatan ekspor batubara.